Saat kamu
membaca tulisan ini, apakah ada sampah disekitarmu? Jika ada, ayo kawan! Jangan
biarkan dia tersesat. Tempat sampah
adalah rumahnya. Jika kamu melihat
sampah berserakan, tolong bantu sampah itu keluar dari ketersesatan, antar dia
pulang kerumahnya. Dengan begitu, sampah bahagia, masyarakatpun tak resah.
Saya bisa
bicara dengan yakinnya, bahwa semua masyarakat termasuk kamu, pasti risih
melihat sampah. Bahkan masyarakat yang tinggal di kawasan kumuhpun pasti risih.
Mereka betah tinggal di kawasan itu, karena memang terpaksa. Jika ada tempat
layak, pasti mereka juga tidak ingin tinggal disitu, kan? Pemandangan yang nggak oke, plus baunya yang semerbak memusingkan hidung, tentu
benar-benar mengganggu. Belum lagi, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
makhluk-makhluk Tuhan yang hidup di tumpukan sampah seperti lalat, bakteri, dan
lainnya.
Pertanyaan saya,
sudah merasa risih dan terganggu dengan sampah, kenapa masyarakat masih saja buang sampah ngawur ya? Menurut
saya, masyarakat jadi seperti itu karena kurangnya rasa kesadaran. Sebenarnya
mereka sadar sih kalo sampah itu mengganggu, sumber penyakit, dan lain sebagainya,
tapi entah kenapa mereka tetep buang sampah ngawur. Atau kemungkinan lain,
mereka ingin lingkungan mereka bersih tapi mereka malas buang sampah di tempatnya. Pengen bersih
secara instan gitu! Mana bisa?
Sampah ada
dua macam, organik dan anorganik. Membuang sampah organik seperti kulit buah di
sembarang tempat, bisa menurunkan kualitas tanah lho! Jangan remehkan! Sedangkan membuang sampah anorganik
sembarangan, akan berdampak lebih buruk lagi! Sampah anorganik tidak dapat
terurai dalam tanah. Jika air hujan turun, sampah anorganik yang tertimbun
dalam tanah akan menghalangi terserapnya air hujan. Tanah jadi kurang baik.
Belum lagi kalau sampah anorganik yang menumpuk di selokan. Saluran air jadi
mampet, nyamuk bertelur, penyakit pun muncul. Ada lagi, dampak sampah yang
benar-benar nyata terlihat di ibu kota Jakarta, yah! Banjir! Banjir di Jakarta
bukan hanya karena banjir kiriman dari Bogor, namun juga karena menumpuknya
sampah di sungai. Coba bayangkan, sungai itu kan harusnya penuh dengan air ya?
Tapi, di Jakarta, sungai bisa disulap menjadi surganya sampah sampai kamu pun
nggak mungkin tenggelam kalau berdiri di atas sampah-sampah itu. Aliran air
sungai itupun jadi mampet. Nggak heran deh, banjir ngefans banget sama ibu kota
kita tercinta!
Lalu, apa yang bisa kita lakukan dengan
sampah-sampah itu agar tidak berdampak negatif?
Sebenarnya, sampah itu bukan seratus persen sampah lho! Banyak sampah yang masih bisa digunakan kembali dan punya nilai
ekonomi. Contohnya saja, sampah anorganik seperti plastik, bisa didaur kembali
dan digunakan untuk membuat plastik yang baru lagi. Bahkan bisa untuk membuat
tas, sandal, dan lainnya. Selain mengurangi limbah, pendauran ulang ini bisa
sebagai lahan bisnis yang menjanjikan buat kita dengan sedikit mengasah
kekreatifan diri. Gimana, mau coba?
Ada ide kreatif dari kabupaten malang, yang
membuat bank sampah. Bank ini menampung sampah rumah tangga masyarakat sekitar
yang menjadi nasabah. Masyarakat akan mendapat buku tabungan. Berat tiap sampah
yang dikumpulkan tiap minggunya akan dicatat di buku tabungan nasabah dan
totalnya bisa digunakan untuk membayar tunjangan listrik mereka. Singkatnya, nasabah
membayar tunjangan listrik mereka dengan sampah mereka sendiri. Keren ya?
Sedangkan sampah organik seperti kulit buah,
dedaunan, dan lainnya, kita bisa menggunakannya sebagai pupuk alami. Caranya,
buat tabung yang beronggga-rongga dengan diameter yang lumayan lah. Lalu, masukkan sampah
organik itu di dalam tabung, isi dengan tanah, lalu pendam tabung berisi tanah
dan sampah organik itu ke dalam tanah dengan kedalaman minimal 1 meter.
Beberapa minggu kemudian, sampah organik itu akan diuraikan oleh dekomposer
(makhluk-makhluk kecil seperti cacing ataupun bakteri) dalam tanah dan terlihat
membusuk. Itulah pupuk alami (kompos) yang siap digunakan. Tanpa biaya, anda
bisa membuat tanaman anda subur. Bahkan, anda bisa menjulnya ke masyarakat.
Jadi, bisa membantu anda, masyarakat, dan lingkungan. Kalo kayak gini, sampah
jadi bukan masalah, kan?
Tips saya, sebisa mungkin di rumah kamu, ada
dua jenis tempat sampah. Yang satu untuk sampah organik, dan satunya lagi untuk
sampah anorganik. Sebagai permulaan, buanglah sampah kamu sendiri terlebih
dahulu. Lama-kelamaan, pasti akan tumbuh kesadaran dalam diri kamu untuk
lingkungan. Contohnya, jika kamu melihat
sampah, walaupun bukan milikmu, secara spontan kamu akan memungut dan
membuangnya ke tempat seharusnya. Ini sudah terjadi pada saya. Ayo, kapan
giliran anda?
silahkan kunjungi banksampah.org
silahkan kunjungi banksampah.org
film perang terbaik sepanjang masa
ReplyDelete