Welcome to my blog! :D

Thursday 24 January 2013

Sampah, bukan masalah





Saat kamu membaca tulisan ini, apakah ada sampah disekitarmu? Jika ada, ayo kawan! Jangan biarkan dia tersesat. Tempat sampah adalah rumahnya.  Jika kamu melihat sampah berserakan, tolong bantu sampah itu keluar dari ketersesatan, antar dia pulang kerumahnya. Dengan begitu, sampah bahagia, masyarakatpun tak resah.

Saya bisa bicara dengan yakinnya, bahwa semua masyarakat termasuk kamu, pasti risih melihat sampah. Bahkan masyarakat yang tinggal di kawasan kumuhpun pasti risih. Mereka betah tinggal di kawasan itu, karena memang terpaksa. Jika ada tempat layak, pasti mereka juga tidak ingin tinggal disitu, kan?  Pemandangan yang nggak oke, plus baunya yang semerbak memusingkan hidung, tentu benar-benar mengganggu. Belum lagi, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh makhluk-makhluk Tuhan yang hidup di tumpukan sampah seperti lalat, bakteri, dan lainnya.

Pertanyaan saya, sudah merasa risih dan terganggu dengan sampah, kenapa masyarakat  masih saja buang sampah ngawur ya? Menurut saya, masyarakat jadi seperti itu karena kurangnya rasa kesadaran. Sebenarnya mereka sadar sih  kalo sampah itu mengganggu, sumber penyakit, dan lain sebagainya, tapi entah kenapa mereka tetep buang sampah ngawur. Atau kemungkinan lain, mereka ingin lingkungan mereka bersih tapi mereka malas  buang sampah di tempatnya. Pengen bersih secara instan gitu! Mana bisa?

Sampah ada dua macam, organik dan anorganik. Membuang sampah organik seperti kulit buah di sembarang tempat, bisa menurunkan kualitas tanah lho! Jangan remehkan! Sedangkan membuang sampah anorganik sembarangan, akan berdampak lebih buruk lagi! Sampah anorganik tidak dapat terurai dalam tanah. Jika air hujan turun, sampah anorganik yang tertimbun dalam tanah akan menghalangi terserapnya air hujan. Tanah jadi kurang baik. Belum lagi kalau sampah anorganik yang menumpuk di selokan. Saluran air jadi mampet, nyamuk bertelur, penyakit pun muncul. Ada lagi, dampak sampah yang benar-benar nyata terlihat di ibu kota Jakarta, yah! Banjir! Banjir di Jakarta bukan hanya karena banjir kiriman dari Bogor, namun juga karena menumpuknya sampah di sungai. Coba bayangkan, sungai itu kan harusnya penuh dengan air ya? Tapi, di Jakarta, sungai bisa disulap menjadi surganya sampah sampai kamu pun nggak mungkin tenggelam kalau berdiri di atas sampah-sampah itu. Aliran air sungai itupun jadi mampet. Nggak heran deh, banjir ngefans banget sama ibu kota kita tercinta!

Lalu, apa yang bisa kita lakukan dengan sampah-sampah itu agar tidak berdampak negatif?  Sebenarnya, sampah itu bukan seratus persen sampah lho! Banyak sampah yang masih bisa digunakan kembali dan punya nilai ekonomi. Contohnya saja, sampah anorganik seperti plastik, bisa didaur kembali dan digunakan untuk membuat plastik yang baru lagi. Bahkan bisa untuk membuat tas, sandal, dan lainnya. Selain mengurangi limbah, pendauran ulang ini bisa sebagai lahan bisnis yang menjanjikan buat kita dengan sedikit mengasah kekreatifan diri. Gimana, mau coba?
Ada ide kreatif dari kabupaten malang, yang membuat bank sampah. Bank ini menampung sampah rumah tangga masyarakat sekitar yang menjadi nasabah. Masyarakat akan mendapat buku tabungan. Berat tiap sampah yang dikumpulkan tiap minggunya akan dicatat di buku tabungan nasabah dan totalnya bisa digunakan untuk membayar tunjangan listrik mereka. Singkatnya, nasabah membayar tunjangan listrik mereka dengan sampah mereka sendiri. Keren ya?
Sedangkan sampah organik seperti kulit buah, dedaunan, dan lainnya, kita bisa menggunakannya sebagai pupuk alami. Caranya, buat tabung yang beronggga-rongga dengan diameter  yang lumayan lah. Lalu, masukkan sampah organik itu di dalam tabung, isi dengan tanah, lalu pendam tabung berisi tanah dan sampah organik itu ke dalam tanah dengan kedalaman minimal 1 meter. Beberapa minggu kemudian, sampah organik itu akan diuraikan oleh dekomposer (makhluk-makhluk kecil seperti cacing ataupun bakteri) dalam tanah dan terlihat membusuk. Itulah pupuk alami (kompos) yang siap digunakan. Tanpa biaya, anda bisa membuat tanaman anda subur. Bahkan, anda bisa menjulnya ke masyarakat. Jadi, bisa membantu anda, masyarakat, dan lingkungan. Kalo kayak gini, sampah jadi bukan masalah, kan?
Tips saya, sebisa mungkin di rumah kamu, ada dua jenis tempat sampah. Yang satu untuk sampah organik, dan satunya lagi untuk sampah anorganik. Sebagai permulaan, buanglah sampah kamu sendiri terlebih dahulu. Lama-kelamaan, pasti akan tumbuh kesadaran dalam diri kamu untuk lingkungan. Contohnya,  jika kamu melihat sampah, walaupun bukan milikmu, secara spontan kamu akan memungut dan membuangnya ke tempat seharusnya. Ini sudah terjadi pada saya. Ayo, kapan giliran anda?

silahkan kunjungi  banksampah.org





1 comment: