Welcome to my blog! :D

Sunday 20 January 2013

Musikmu, Pribadimu


Di jaman sekarang ini, siapa yang tak mengenal musik? Suatu seni yang sangat digandrungi oleh seluruh kalangan manusia. Yah, tanpa ada kata ‘kecuali’! Pria, wanita, tua, muda,preman, guru, tukang ojek, bahkan presiden. Bayangkan, orang nomor satu di Amerika, Barrack Obama, pernah mengundang Justin Bieber secara pribadi untuk menghibur keluarganya.
Pertanyaannya sekarang, mengapa musik sangat mudah disukai? Menurut penelitian EV Andreas Christanday, musik terdiri dari tiga unsur penting yang sangat dekat kaitannya dengan sistem tubuh dan kejiwaan manusia. Ketiganya itu adalah ritme yang mempengaruhi jiwa,  beat mempengaruhi tubuh, dan harmoni  yang berpengaruh terhadap roh. Itulah mengapa, musik sangat bersahabat dengan manusia.  
Jalur musik menuju otak dimulai dari telinga menuju gendang telinga. Kemudian, menggetarkan sel berambut menuju koklea dan berakhir di  talamus (bagian otak). Talamus merupakan bagian otak yang mengatur emosi. Jadi, musik juga mempengaruhi psikologis seseorang.
Fakta lain, menurut seorang musisi, Grace sudargo, dasar musik klasik ternyata berasal dari denyut nadi manusia (DUG-dug-DUG-dug). Itulah mengapa musik klasik bisa berperan dalam proses perkembangan otak, pembentukan karakter, jiwa, dan fisik seseorang. Musik klasik mampu merangsang kuadran C pada otak. Berbanding terbalik dengan musik klasik, musik rock dianggap kurang baik dalam keseimbangan tubuh  karena tidak seirama dengan ritme nadi tubuh yaitu “dug-DUG-dug-DUG”. Musik rock juga tidak memiliki keteraturan, alias memiliki harmoni yang kurang baik. Namun, bagi Anda yang sudah sangat menjiwai musik jenis ini, hampir tak tampak efek sampingnya. Karena tubuh dan jiwa Anda sudah teradaptasi dan menjadi lebih keras.
Dari semua fakta diatas, menurut pandangan saya, musik adalah soul seseorang. Karena musik sangat berpengaruh pada diri individu yang mendengarkannya. Beda jenis musik yang difavoritkan, maka akan beda pula kepribadian yang dihasilkan.
Sebagai contoh, musik rock yang keras, akan membuat pendengarnya berwatak keras pula. Talamus, bagian otak yang mengatur emosi, berfungsi menerima musik dari telinga. Jika yang diterima adalah musik keras seperti rock, maka pengaturan emosi dalam talamus akan menghasilkan tingkat emosi yang tinggi pula. Berbeda dengan musik rock, musik lembut seperti klasik akan berpengaruh baik pada emosional seseorang.  Dengan kata lain, pecinta musik memiliki watak yang sejajar  dengan ritme  jenis musik yang disukainya.
Contoh nyata, coba anda lihat kepribadian orang sunda, sangat halus, kan?  Menurut saya, musik yang mereka dengar, ikut  ambil andil dalam pembentukan kepribadian halus mereka itu. Yah, seperti suara lembut seruling yang sering mereka dengar dan mainkan.
Contoh lain, kali ini koalisi antara musik dan tanaman. Seorang  Ahli biofisika melakukan percobaan dengan dua tanaman. Tanaman A diletakkan di dekat speaker dengan musik yang beritme teratur dan tanaman B diletakkan di dekat speaker dengan musik yang beritme tidak teratur dan keras. Beberapa hari kemudian, pertumbuhan berbeda ditunjukkan oleh dua tanaman itu. tanaman A cenderung tumbuh lebih baik.
Musik juga ternyata bersifat terapeutik, alias mampu menjadi alat terapi. Terapi jenis ini mulai dikembangkan. Seruling adalah alat musik atau instrumen yang sangat penting dalam proses terapi. Bunyi lembut yang dihasilkan seruling  ternyata mampu menenangkan jiwa seseorang yang sedang tegang atau stres. Fakta ini semakin menguatkan Anda bukan kalau musik sangat berpengaruh pada jiwa seseorang?
Dalam beberapa stetemen saya di atas, saya tidak ada maksud untuk mengunggulkan ataupun  memojokkan  jenis suatu musik, namun saya hanya ingin menunjukkan bahwa jenis  musik berpengaruh pada jiwa dan kepribadian seseorang. Jadi, siapa anda dan apa musik anda?

mari berdiskusi jika ada yang kurang disetujui dari esai saya :D

No comments:

Post a Comment