Di jaman sekarang ini, siapa yang tak mengenal
musik? Suatu seni yang sangat digandrungi oleh seluruh kalangan manusia. Yah,
tanpa ada kata ‘kecuali’! Pria, wanita, tua, muda,preman, guru, tukang ojek,
bahkan presiden. Bayangkan, orang nomor satu di Amerika, Barrack Obama, pernah
mengundang Justin Bieber secara pribadi untuk menghibur keluarganya.
Pertanyaannya sekarang, mengapa musik sangat mudah
disukai? Menurut penelitian EV Andreas Christanday, musik terdiri dari tiga
unsur penting yang sangat dekat kaitannya dengan sistem tubuh dan kejiwaan
manusia. Ketiganya itu adalah ritme yang
mempengaruhi jiwa, beat mempengaruhi tubuh, dan harmoni
yang berpengaruh terhadap roh.
Itulah mengapa, musik sangat bersahabat dengan manusia.
Jalur musik menuju otak dimulai dari telinga menuju
gendang telinga. Kemudian, menggetarkan sel berambut menuju koklea dan berakhir
di talamus (bagian otak). Talamus
merupakan bagian otak yang mengatur emosi. Jadi, musik juga mempengaruhi
psikologis seseorang.
Fakta lain, menurut seorang musisi, Grace sudargo, dasar
musik klasik ternyata berasal dari denyut nadi manusia (DUG-dug-DUG-dug).
Itulah mengapa musik klasik bisa berperan dalam proses perkembangan otak,
pembentukan karakter, jiwa, dan fisik seseorang. Musik klasik mampu merangsang
kuadran C pada otak. Berbanding terbalik dengan musik klasik, musik rock dianggap
kurang baik dalam keseimbangan tubuh karena tidak seirama dengan ritme nadi tubuh
yaitu “dug-DUG-dug-DUG”. Musik rock juga tidak memiliki keteraturan, alias
memiliki harmoni yang kurang baik. Namun, bagi Anda yang sudah sangat menjiwai
musik jenis ini, hampir tak tampak efek sampingnya. Karena tubuh dan jiwa Anda
sudah teradaptasi dan menjadi lebih keras.
Dari semua fakta diatas, menurut pandangan saya,
musik adalah soul seseorang. Karena
musik sangat berpengaruh pada diri individu yang mendengarkannya. Beda jenis
musik yang difavoritkan, maka akan beda pula kepribadian yang dihasilkan.
Sebagai contoh, musik rock yang keras, akan membuat
pendengarnya berwatak keras pula. Talamus, bagian otak yang mengatur emosi,
berfungsi menerima musik dari telinga. Jika yang diterima adalah musik keras
seperti rock, maka pengaturan emosi dalam talamus akan menghasilkan tingkat
emosi yang tinggi pula. Berbeda dengan musik rock, musik lembut seperti klasik
akan berpengaruh baik pada emosional seseorang. Dengan kata lain, pecinta musik memiliki watak
yang sejajar dengan ritme jenis musik yang
disukainya.
Contoh nyata, coba anda lihat kepribadian orang
sunda, sangat halus, kan? Menurut saya,
musik yang mereka dengar, ikut ambil
andil dalam pembentukan kepribadian halus mereka itu. Yah, seperti suara lembut
seruling yang sering mereka dengar dan mainkan.
Contoh lain, kali ini koalisi antara musik dan
tanaman. Seorang Ahli biofisika
melakukan percobaan dengan dua tanaman. Tanaman A diletakkan di dekat speaker
dengan musik yang beritme teratur dan tanaman B diletakkan di dekat speaker
dengan musik yang beritme tidak teratur dan keras. Beberapa hari kemudian,
pertumbuhan berbeda ditunjukkan oleh dua tanaman itu. tanaman A cenderung
tumbuh lebih baik.
Musik juga ternyata bersifat terapeutik, alias mampu
menjadi alat terapi. Terapi jenis ini mulai dikembangkan. Seruling adalah alat
musik atau instrumen yang sangat penting dalam proses terapi. Bunyi lembut yang
dihasilkan seruling ternyata mampu
menenangkan jiwa seseorang yang sedang tegang atau stres. Fakta ini semakin
menguatkan Anda bukan kalau musik sangat berpengaruh pada jiwa seseorang?
Dalam beberapa stetemen saya di atas, saya tidak ada
maksud untuk mengunggulkan ataupun
memojokkan jenis suatu musik,
namun saya hanya ingin menunjukkan bahwa jenis
musik berpengaruh pada jiwa dan kepribadian seseorang. Jadi, siapa anda dan apa musik anda?mari berdiskusi jika ada yang kurang disetujui dari esai saya :D
No comments:
Post a Comment